Mengejar LPDP Part IX: Lolos Seleksi Berbasis Komputer
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera, semoga Allah menghapus luka di hati kita dan menggantinya dengan senyum bahagia.
Di postingan sebelumnya tentang SBK, saya pernah bilang bahwa nilai TPA kita langsung diumumkan saat itu juga, baik melalui aplikasi ujian di komputer maupun dari layar monitor yang dipasang di luar ruangan. Saat itu, meskipun sudah tahu skor akhir, saya belum tahu passing grade atau nilai minimal yang ditetapkan LPDP untuk kelulusan SBK. Maka, selama sekitar tiga minggu, saya berdoa dan harap-harap cemas menunggu pengumuman. Padahal dari skor akhir itu harusnya sudah ketahuan, saya lolos atau tidak.
Banyak peserta yang sudah tahu passing grade ini. Entahlah, padahal LPDP belum pernah mengumumkan berapa nilai minimal yang diperlukan untuk lolos SBK. Saya baru tahu tentang passing grade ini saat seleksi substansi, sekitar satu bulan dari SBK. Seorang kawan yang baru saya kenal saat substansi memasukkan saya ke grup WA peserta seleksi substansi Yogyakarta. Menurutnya, hampir semua peserta yang mengambil SBK di Yogyakarta sudah tahu bahwa passing grade TPA LPDP adalah 180 untuk Reguler dan 150 untuk Afirmasi.
Karena ketinggalan info ini, saya kembali deg-degan menunggu pengumuman tanggal 31 Juli. Berbeda dengan seleksi administrasi dulu, dimana saya harap-harap cemas berlebihan, menunggu penetapan seleksi SBK ini saya lebih tenang, nyantai. Lolos atau tidak, mengikuti SBK LPDP sudah merupakan pengalaman luar biasa dalam hidup saya.
Sambil menunggu tanggal 31 Juli, saya terus menambahi kerangka proposal tesis sedikit demi sedikit. Njagani saja kalau misalnya saya lolos SBK dan harus lanjut ke seleksi substansi. Saya juga baca-baca pengalaman para awardee dalam menghadapi tes wawancara LPDP dan mengikuti LGD.
Ketika hari yang ditunggu-tunggu tiba, seperti biasa email dari LPDP masuk setelah maghrib. Karena sinyal di rumah amat memprihatinkan, suami saya berangkat ke kios untuk mengecek laman pendaftaran di PC. Fathiya belum tidur saat suami menelpon, mengabarkan bahwa saya lolos seleksi SBK. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah.
Berarti, setelah ini saya harus mempersiapkan diri menghadapi seleksi substansi, yang akan dimulai pada 13 Agustus mendatang. Yogyakarta dan Surabaya sepertinya akan mendapat jadwal pada hari-hari awal seleksi, sehingga saya punya waktu kurang dari dua minggu untuk menyiapkan semuanya.
Seleksi substansi LPDP 2018 terdiri dari tiga kegiatan, yakni verifikasi dokumen, Leaderless Group Discussion (LGD), dan wawancara. Saya merasa sangat oke untuk kegiatan pertama, dan cukup percaya diri untuk kegiatan kedua. Nah kegiatan ketiga ini yang sangat perlu digodok sampai matang. Kata banyak blog awardee, wawancara merupakan seleksi inti dan sekaligus penentu kelulusan kita sebagai calon penerima beasiswa LPDP. Apalagi, LPDP juga sudah menyatakan melalui pengumuman pendaftaran yang lalu, bahwa catatan dari reviewer mengenai direkomendasikan atau tidaknya pendaftar, akan digunakan sebagai bahan pertimbangan utama pada rapat pleno penetapan calon awardee. Ini berarti bahwa performa saya harus prima saat wawancara.
Beberapa hari setelah pengumuman, jadwal besar untuk masing-masing kota diumumkan melalui akun pendaftaran. Yogyakarta mendapat tiga hari pertama, yaitu 13-15 Agustus. Akhirnya, tak lama lagi saya akan menghadapi reviewer LPDP, sebuah pengalaman yang tak akan terbayar oleh apapun. Bismillah, hayya 'alal falaah. Mari menuju kemenangan.
Salam sejahtera, semoga Allah menghapus luka di hati kita dan menggantinya dengan senyum bahagia.
Di postingan sebelumnya tentang SBK, saya pernah bilang bahwa nilai TPA kita langsung diumumkan saat itu juga, baik melalui aplikasi ujian di komputer maupun dari layar monitor yang dipasang di luar ruangan. Saat itu, meskipun sudah tahu skor akhir, saya belum tahu passing grade atau nilai minimal yang ditetapkan LPDP untuk kelulusan SBK. Maka, selama sekitar tiga minggu, saya berdoa dan harap-harap cemas menunggu pengumuman. Padahal dari skor akhir itu harusnya sudah ketahuan, saya lolos atau tidak.
Banyak peserta yang sudah tahu passing grade ini. Entahlah, padahal LPDP belum pernah mengumumkan berapa nilai minimal yang diperlukan untuk lolos SBK. Saya baru tahu tentang passing grade ini saat seleksi substansi, sekitar satu bulan dari SBK. Seorang kawan yang baru saya kenal saat substansi memasukkan saya ke grup WA peserta seleksi substansi Yogyakarta. Menurutnya, hampir semua peserta yang mengambil SBK di Yogyakarta sudah tahu bahwa passing grade TPA LPDP adalah 180 untuk Reguler dan 150 untuk Afirmasi.
Karena ketinggalan info ini, saya kembali deg-degan menunggu pengumuman tanggal 31 Juli. Berbeda dengan seleksi administrasi dulu, dimana saya harap-harap cemas berlebihan, menunggu penetapan seleksi SBK ini saya lebih tenang, nyantai. Lolos atau tidak, mengikuti SBK LPDP sudah merupakan pengalaman luar biasa dalam hidup saya.
Sambil menunggu tanggal 31 Juli, saya terus menambahi kerangka proposal tesis sedikit demi sedikit. Njagani saja kalau misalnya saya lolos SBK dan harus lanjut ke seleksi substansi. Saya juga baca-baca pengalaman para awardee dalam menghadapi tes wawancara LPDP dan mengikuti LGD.
Ketika hari yang ditunggu-tunggu tiba, seperti biasa email dari LPDP masuk setelah maghrib. Karena sinyal di rumah amat memprihatinkan, suami saya berangkat ke kios untuk mengecek laman pendaftaran di PC. Fathiya belum tidur saat suami menelpon, mengabarkan bahwa saya lolos seleksi SBK. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah.
Berarti, setelah ini saya harus mempersiapkan diri menghadapi seleksi substansi, yang akan dimulai pada 13 Agustus mendatang. Yogyakarta dan Surabaya sepertinya akan mendapat jadwal pada hari-hari awal seleksi, sehingga saya punya waktu kurang dari dua minggu untuk menyiapkan semuanya.
Seleksi substansi LPDP 2018 terdiri dari tiga kegiatan, yakni verifikasi dokumen, Leaderless Group Discussion (LGD), dan wawancara. Saya merasa sangat oke untuk kegiatan pertama, dan cukup percaya diri untuk kegiatan kedua. Nah kegiatan ketiga ini yang sangat perlu digodok sampai matang. Kata banyak blog awardee, wawancara merupakan seleksi inti dan sekaligus penentu kelulusan kita sebagai calon penerima beasiswa LPDP. Apalagi, LPDP juga sudah menyatakan melalui pengumuman pendaftaran yang lalu, bahwa catatan dari reviewer mengenai direkomendasikan atau tidaknya pendaftar, akan digunakan sebagai bahan pertimbangan utama pada rapat pleno penetapan calon awardee. Ini berarti bahwa performa saya harus prima saat wawancara.
Beberapa hari setelah pengumuman, jadwal besar untuk masing-masing kota diumumkan melalui akun pendaftaran. Yogyakarta mendapat tiga hari pertama, yaitu 13-15 Agustus. Akhirnya, tak lama lagi saya akan menghadapi reviewer LPDP, sebuah pengalaman yang tak akan terbayar oleh apapun. Bismillah, hayya 'alal falaah. Mari menuju kemenangan.
Mengejar LPDP Part IX: Lolos Seleksi Berbasis Komputer
Reviewed by Kurnia Indasah
on
15:04
Rating:
Tidak ada komentar