Mengejar LPDP Part XII: Lolos Seleksi Substansi
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera, semoga hidup kita bergelimang berkah sampai tutup usia.
Harus saya katakan bahwa penantian menuju pengumuman final beasiswa LPDP adalah saat-saat paling menyiksa buat saya. Pertama, saya tidak pernah betah dengan kewajiban menunggu, rasanya waktu berlalu dengan sangat lambat. Dan kedua, performa saya yang buruk saat wawancara membuat masa menunggu jadi lebih parah, karena saya tak hentinya mengutuk diri sendiri (ini kebiasan yang sangat tidak sehat, tolong jangan seperti saya).
Seleksi substansi saya dilaksanakan tanggal 13-14 Agustus, sedangkan pengumuman final tanggal 14 September. Tepat satu bulan. Dari ketiga seleksi yang saya lakoni, ini penantian terpanjang dan terberat.
Beasiswa LPDP adalah tiket saya menuju jenjang pendidikan lebih tinggi yang sudah saya tunggu-tunggu selama empat tahun. Ketiga tahapan seleksi telah saya jalani, sebenarnya saat ini tinggal dikuatkan saja dengan doa. Saya meminta banyak doa dari orang-orang di sekitar, tidak hanya suami dan keluarga, tetapi juga teman-teman dan bahkan orang yang tidak saya kenal sekalipun. Saya minta didoakan oleh pengemis dan pengamen yang saya beri receh di jalan, oleh kurir yang mengantar barang ke rumah, oleh petugas PLN yang menagih biaya listrik, sampai pelanggan warung kopi yang kebetulan mengajak berbincang-bincang. Kita tidak tahu, doa siapa yang nantinya akan terkabul.
Suami berkali-kali mengingatkan saya agar move on dari tiga kali keseleo lidah saat seleksi wawancara dulu. Saya harusnya memikirkan langkah selanjutnya setelah pengumuman LPDP nanti. Jika lolos apa yang akan dilakukan, dan jika tidak lolos apa yang mau dikerjakan.
Saya sebenarnya sudah punya plan jangka pendek setelah pengumuman final nanti. Kalau lolos, berarti saya harus mempersiapkan diri untuk Persiapan Keberangkatan (PK) atau karantina oleh LPDP selama lima hari. Ditambah perjalanan pulang pergi, berarti saya harus meninggalkan Fathiya selama seminggu, suatu hal yang baru pertama kalinya akan saya lakukan. Juga, saya harus mendaftar ke UGM yang pastinya butuh persiapan yang tidak sedikit.
Nah, jika tidak lolos, saya berencana akan daftar beasiswa Santri LPDP di tahun ini. Menurut pengumuman pembukaan seleksi kemarin, timeline beasiswa Santri dibarengkan dengan seleksi beasiswa luar negeri, yaitu di Tahap II. Namun ternyata, sampai pengumuman final LPDP keluar, ketentuan beasiswa Santri belum juga dipublikasikan. Jika toh beasiswa Santri pun tak tembus, berarti saya masih punya jatah gagal satu kali lagi di LPDP, yang akan saya ambil di penerimaan tahun 2019 kelak.
Untungnya, sekolah saya punya agenda besar yang harus dilakukan di bulan Agustus dan September: mempersiapkan akreditasi perdana. Mengumpulkan bukti-bukti untuk akreditasi ternyata cukup ampuh mengalihkan perhatian saya dari hasil seleksi LPDP. Tapi tetap saja, saat mandi dan menjelang tidur, dua saat ketika saya benar-benar punya waktu untuk diri sendiri, perasaan tak sabar ingin segera pengumuman itu tetap muncul.
Sepanjang akhir Agustus saya bersama rekan-rekan guru menggarap persiapan akreditasi. Dua hari sebelum pengumuman, yaitu tanggal 12-13 September, bersama sepuluh guru lain, saya mengikuti In/On Implementasi Kurikulum 2013 di SMK PGRI 2 Kertosono. Karena kegiatannya lumayan padat dan ada kewajiban praktek mengajar, pengumuman LPDP jadi agak tersisihkan dari pikiran.
Tanggal 14 September tiba. Saya yakin pengumuman keluar setelah Maghrib atau lebih malam lagi. Namun, sekitar pukul sembilan pagi, grup WA seleksi substansi Yogyakarta heboh oleh isu bahwa pengumuman diundur. Karena tak percaya, saya cek langsung web LPDP. Dan tulisan yang tertera di situ benar-benar membikin saya lemas. Pengumuman seleksi substansi diundur sampai 20 September.
Rasa-rasanya, saya tak punya tenaga lagi untuk menunggu. Harap-harap cemas dan rasa tidak puas akan seleksi wawancara seperti telah menguras saya. Saya menunggu tanggal 20 dengan pasrah, jauh lebih nerimo daripada sebelumnya.
Bagi saya, mundurnya pengumuman selama satu minggu ini berpengaruh besar pada rencana jangka pendek saya. Sebelumnya saya sudah cerita bahwa akan daftar beasiswa santri di Tahap II jika gagal di seleksi Tahap I ini. Nah, pendaftaran untuk Tahap II ditutup pada 21 September. Jika hasil seleksi diumumkan tepat waktu pada 14 September, dan jika ternyata saya tidak lolos, maka saya punya waktu 7 hari untuk mengejar beasiswa santri. Karena pengumumannya diundur jadi tanggal 20, jika saya gagal nanti, saya cuma punya 1x24 jam jika ingin mendaftar di Tahap II. Sesuatu yang nyaris mustahil, mengingat beberapa persyaratan harus diperbarui jika ingin mendaftar lagi untuk skema beasiswa lainnya.
Dengan merambat, kalender akhirnya menunjukkan tanggal 20 September. Kali ini saya yakin pengumuman akan keluar pada hari ini. Sepanjang hari, beberapa kali web LPDP tak bisa diakses. Teman-teman di grup WA pun tak kalah tegang, mereka saling menyemangati dan bertukar pengharapan. Sampai menjelang Maghrib, belum ada tanda-tanda pengumuman.
Sampai kemudian waktu Isya', sekitar setengah delapan malam. Saya yang sudah deg-degan luar biasa, iseng-iseng cek grup WA, siapa tahu ada kabar baru. Semua grup WA yang saya punya memang saya silent, kecuali beberapa grup urgent tertentu, sehingga hp saya tak menampilkan notifikasi jika ada chat baru.
Ternyata, teman-teman sudah heboh. Banyak chat singkat yang dimulai 1-2 menit yg lalu.
"Sudah keluar."
"Silakan cek kawan."
"Alhamdulillah."
"Belum rezeki."
"Cepetan cek."
"Selamat bagi yang lolos, aku out dulu ya."
Dan sebagainya.
Waktu itu suami sedang sholat. Saya pinjam hp beliau, yang biasanya bisa menangkap sinyal lebih baik dari hp saya. Login ke akun pendaftaran dan cek Status, saya bersiap-siap disuguhi tulisan merah berisi permohonan maaf. Ternyata yang tampil di Status Pendaftaran saya adalah....
Alhamdulillahirabbil 'alamin. Terima kasih ya Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Campur aduk rasanya waktu itu, antara bahagia dengan tidak percaya. Bahagia karena salah satu mimpi saya akhirnya tercapai. Tidak percaya karena performa saya yang begitu buruk saat wawancara, membuat saya yakin akan ditolak oleh LPDP. Tapi puji syukur kepada Allah, Dia memberi saya kejutan yang amat manis. Terima kasih ya Allah, terima kasih suamiku, terima kasih seluruh keluargaku dan semua orang yang telah mendoakanku. Saya tidak tahu doa siapa yang dikabulkan oleh Allah. Barangkali doa bapak dan ibu saya yang selalu bangun di sepertiga malam terakhir. Barangkali doa suami dan anak saya saat menemani seleksi ke Yogyakarta. Barangkali doa Abah Kyai dan keluarga besar Yayasan Sunan Kalijaga Pakuncen. Saya tidak tahu, tapi terima kasih untuk semuanya.
Saya segera mengabarkan berita gembira ini ke keluarga yang sedang berkumpul santai di ruang tamu. Suami saya sedang sholat, jadi beliau malah dengar kabar ini terakhir. Beberapa rekan guru yang tahu bahwa saya mendaftar beasiswa LPDP bertanya saya lolos atau tidak lewat WA. Selain keluarga, saya kabarkan berita ini ke dosen saya di UIN Sunan Kalijaga yang dulu mendorong saya untuk mendaftar LPDP, juga ke guru semasa MTs saya yang kerap memotivasi saya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya, bu Binti Masriyah.
Malam itu, saya diundang ke banyak grup WA. Antara lain Lolos LPDP DN 2018, Awardee LPDP UGM 2018, dan sebagainya. Sayang sekali, orang-orang yang saya kenal saat seleksi SBK dan substansi mayoritas tidak lolos. Di grup Seleksi Substansi Yogyakarta, banyak anggota yang mengeluarkan diri. Karena grup saya bertambah banyak dan sepertinya grup Seleksi Substansi sudah tidak banyak yang dibahas lagi, saya pun keluar dari grup.
Di grup yang baru, suasananya hectic. Semua orang dalam mode euforia. Kami memang "hanya" awardee dalam negeri, tidak pergi terlalu jauh dari tempat asal, tapi tergabung dalam keluarga besar LPDP adalah suatu kehormatan. Beberapa orang di grup sudah mengajak membahas PK dan pendaftaran ke UGM. Malam itu saya tidur hampir jam dua pagi.
Setelah ini, saya punya dua agenda besar sebelum resmi jadi penerima beasiswa LPDP: Persiapan Keberangkatan (PK) dan pendaftaran UGM. Saya berdoa semoga diberi kesabaran serta kemudahan untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya. Jalan menuju tanah yang dijanjikan mimpi masih menikung dan berkelok, semoga diberi kekuatan untuk segera sampai ke sana.
Hayya 'alal falaah. Mari menuju kemenangan.
Mengejar LPDP Part XII: Lolos Seleksi Substansi
Reviewed by Kurnia Indasah
on
15:22
Rating:
Tidak ada komentar