Mengejar LPDP Part VI: Pendaftaran
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera, semoga semua yang kita perjuangkan berbuah manis untuk hidup kita.
Rangkaian perjuangan mengumpulkan berkas persyaratan beasiswa LPDP saya anggap usai setelah merampungkan essay Statement of Purpose. Berkas-berkas yang saya persiapkan sejak awal 2018 ini kini menunggu untuk menunaikan tugasnya: dipersembahkan ke haribaan LPDP :D
Berkas-berkas persyaratan yang kita kumpulkan itu, harus dijadikan PDF dengan ukuran di bawah 1 MB untuk nantinya diunggah ke laman pendaftaran. Essay Rencana Studi selain diunggah versi PDF-nya, juga ditulis langsung di kotak isian yang disediakan (copy paste bisa, tapi semua formatting yang kita lakukan di Word seperti bold, italic, underline, dan sebagainya, akan kembali ke teks standar). Statement of Purpose tidak diunggah PDF, hanya ditulis di kotak isian. Jangan lupa scan KTP juga, karena mekanisme pendaftaran LPDP adalah menggunakan email dan NIK.
Saya melakukan pendaftaran di website resmi LPDP pada 28 Mei 2018. Saya senang karena masih punya waktu cukup lama sebelum penutupan pendaftaran tanggal 8 Juni mendatang. Keuntungannya ya seperti ini, kita tidak merasa diburu-buru oleh waktu dan sistem website pun masih aman terkendali, tak ada error atau lemot lantaran banyak yang akses seperti menjelang penutupan. Selain itu, biasanya pada H-3 penutupan, LPDP sudah memasang banner hitung mundur dalam detik yang semakin bikin deg-degan calon pendaftar.
Saya mengisi formulir pendaftaran LPDP dalam sekali duduk. Sebenarnya ini jangan dicontoh. LPDP memberi kita kesempatan untuk mengubah, menambah, atau mengurangi data yang kita masukkan di formulir pendaftaran selama kita belum klik SUBMIT. Ada baiknya pengisian formulir dilakukan bertahap beberapa hari, agar data-data yang sekiranya terlupakan bisa kita susulkan esok atau lusanya.
Saya kurang mempersiapkan diri saat mengisi formulir pendaftaran ini, sehingga beberapa data saya tercecer dan terlupakan. Misalnya, saya punya dua tulisan yang dimuat di majalah BPP Kemendagri, ini seharusnya bisa dimasukkan ke Karya Ilmiah, tapi lupa saya cantumkan. Dulu sewaktu kuliah pun saya dan teman-teman seangkatan diminta untuk menulis antologi opini, berjudul Film, Dakwah, dan Masyarakat (editor bapak Sutirman Eka Ardhana, penerbit Pustaka Diamond, 2013). Ini pun bisa digolongkan Karya Ilmiah, tapi karena bukunya tak ada di tangan, saya jadi tak bisa menemukan ISBN-nya. Karena khawatir nanti ditanyakan saat wawancara dan saya tak bisa membuktikan, akhirnya saya urungkan menuliskannya di formulir. Ada pula makalah saya waktu mengisi Panel Akbar Matakuliah Filsafat Ilmu di jurusan (tahun 2011), seingat saya tentang politik media, yang tidak saya masukkan ke Karya Ilmiah karena lupa.
Agar data-data kita di formulir bisa lengkap dan tidak ada yang terlupa, sehingga tidak menyesal belakangan seperti saya, ini sedikit saran dari saya:
Setelah memiliki semua berkas utama (persyaratan) dan berkas pendamping (pendukung untuk mengisi formulir), jangan tunda waktu untuk mendaftar. Server LPDP sering error menjelang penutupan pendaftaran. Jangan sampai kita gagal daftar karena kalah dalam me-loading laman website. Ingat bahwa penerimaan LPDP hanya dibuka masing-masing sekali setiap tahun untuk tujuan dalam dan luar negeri.
Jangan lupa pula mantapkan hati untuk memilih kampus dan program studi tujuan kita sebelum mendaftar, karena peraturan baru tahun 2018 melarang penerima beasiswa untuk mengajukan perpindahan prodi dan Universitas. Sebisa mungkin pilih bidang keilmuan yang linier dengan S1 kita, karena matrikulasi tidak termasuk biaya yang ditanggung LPDP. Bidang keilmuan yang linier juga akan membuat kita semakin expert dalam bidang yang kita tekuni, karena tujuan LPDP adalah mencetak pemimpin masa depan yang mumpuni dalam bidang profesionalnya masing-masing.
Setelah mengisi keseluruhan formulir dan mengunggah berkas yang dipersyaratkan, alhamdulillah saya klik tombol SUBMIT di pendaftaran LPDP sekitar pukul 12.30. Total waktu yang saya butuhkan untuk mengisi formulir sekitar 2 jam. Sambil melihat pendaftaran saya diproses, saya berdoa semoga pendaftaran ini jadi langkah pertama menuju kelulusan sebagai penerima beasiswa LPDP.
Salam sejahtera, semoga semua yang kita perjuangkan berbuah manis untuk hidup kita.
Rangkaian perjuangan mengumpulkan berkas persyaratan beasiswa LPDP saya anggap usai setelah merampungkan essay Statement of Purpose. Berkas-berkas yang saya persiapkan sejak awal 2018 ini kini menunggu untuk menunaikan tugasnya: dipersembahkan ke haribaan LPDP :D
Berkas-berkas persyaratan yang kita kumpulkan itu, harus dijadikan PDF dengan ukuran di bawah 1 MB untuk nantinya diunggah ke laman pendaftaran. Essay Rencana Studi selain diunggah versi PDF-nya, juga ditulis langsung di kotak isian yang disediakan (copy paste bisa, tapi semua formatting yang kita lakukan di Word seperti bold, italic, underline, dan sebagainya, akan kembali ke teks standar). Statement of Purpose tidak diunggah PDF, hanya ditulis di kotak isian. Jangan lupa scan KTP juga, karena mekanisme pendaftaran LPDP adalah menggunakan email dan NIK.
Saya melakukan pendaftaran di website resmi LPDP pada 28 Mei 2018. Saya senang karena masih punya waktu cukup lama sebelum penutupan pendaftaran tanggal 8 Juni mendatang. Keuntungannya ya seperti ini, kita tidak merasa diburu-buru oleh waktu dan sistem website pun masih aman terkendali, tak ada error atau lemot lantaran banyak yang akses seperti menjelang penutupan. Selain itu, biasanya pada H-3 penutupan, LPDP sudah memasang banner hitung mundur dalam detik yang semakin bikin deg-degan calon pendaftar.
Tampilan formulir pendaftaran LPDP: riwayat pendidikan dan pekerjaan. |
Saya mengisi formulir pendaftaran LPDP dalam sekali duduk. Sebenarnya ini jangan dicontoh. LPDP memberi kita kesempatan untuk mengubah, menambah, atau mengurangi data yang kita masukkan di formulir pendaftaran selama kita belum klik SUBMIT. Ada baiknya pengisian formulir dilakukan bertahap beberapa hari, agar data-data yang sekiranya terlupakan bisa kita susulkan esok atau lusanya.
Saya kurang mempersiapkan diri saat mengisi formulir pendaftaran ini, sehingga beberapa data saya tercecer dan terlupakan. Misalnya, saya punya dua tulisan yang dimuat di majalah BPP Kemendagri, ini seharusnya bisa dimasukkan ke Karya Ilmiah, tapi lupa saya cantumkan. Dulu sewaktu kuliah pun saya dan teman-teman seangkatan diminta untuk menulis antologi opini, berjudul Film, Dakwah, dan Masyarakat (editor bapak Sutirman Eka Ardhana, penerbit Pustaka Diamond, 2013). Ini pun bisa digolongkan Karya Ilmiah, tapi karena bukunya tak ada di tangan, saya jadi tak bisa menemukan ISBN-nya. Karena khawatir nanti ditanyakan saat wawancara dan saya tak bisa membuktikan, akhirnya saya urungkan menuliskannya di formulir. Ada pula makalah saya waktu mengisi Panel Akbar Matakuliah Filsafat Ilmu di jurusan (tahun 2011), seingat saya tentang politik media, yang tidak saya masukkan ke Karya Ilmiah karena lupa.
Agar data-data kita di formulir bisa lengkap dan tidak ada yang terlupa, sehingga tidak menyesal belakangan seperti saya, ini sedikit saran dari saya:
- Tulislah CV setiap tahun
- Kliping semua tulisan/karya yang kita miliki
- Siapkan semua sertifikat dan piagam yang kita punya
- Buatlah akun LPDP dan mendaftarlah jauh-jauh hari
Curriculum Vitae (CV) alias biodata amat penting untuk mengingatkan kita pada apa saja yang pernah kita lakukan, aktivitas apa yang pernah kita lakoni, dan kegiatan apa yang pernah kita ikuti. Sebaiknya CV ini kita tulis per tahun, utamanya bagi kawan-kawan yang super sibuk dan sangat aktif di berbagai kegiatan. Bagi teman-teman yang sudah bekerja di instansi pemerintah/swasta, CV per tahun ini bakal sangat membantu karena saya yakin kegiatan profesional di instansi akan banyak sekali. Saya saja yang guru non-PNS di sekolah swasta, alhamdulillah hampir tiap bulan ada kegiatan luar yang berkaitan dengan profesi, entah itu pelatihan, MGMP, peer teaching, dan sebagainya. Apalagi kawan-kawan yang bekerja "sungguhan" di instansi yang "sungguhan" pula, hehehe....
Saya menulis CV terakhir tahun 2014 ketika lulus S1. Sangat membantu sekali karena saya tidak menyangka (dan lupa) bahwa dulu pernah ikut kegiatan ini itu. Jangan remehkan peran CV, kawan, karena inilah ringkasan rekam jejak kita yang pertama kali dilihat oleh reviewer.
Untuk kawan-kawan yang aktif menulis, entah itu opini, makalah, penelitian, bahkan cerpen sekalipun, usahakan meng-kliping semua tulisan tersebut. Selain sebagai dokumentasi pribadi, klipingan nanti memudahkan kita untuk menelusuri tulisan kita yang tersebar di berbagai media atau jurnal. Saya sendiri masih menyimpan beberapa tulisan saya yang dimuat di media cetak. Jika dimuat di media daring/online, sebaiknya screenshot tulisan kita lalu print. Saya yakin akan besar manfaatnya suatu hari nanti, minimal untuk cerita ke anak cucu.
Saya sendiri mengumpulkan sertifikat dan piagam yang saya miliki sejak jenjang MTs sampai kuliah sekitar seminggu sebelum mendaftar. Sertifikat apapun tidak masalah, kumpulkan saja, baik itu sertifikat peringkat 3 kala SD, piagam sebagai panitia LDKS, maupun seminar internasional. Insya Allah semua berguna. Ini membuktikan bahwa kita memang berprestasi atau aktif dalam kegiatan/keorganisasian tersebut.
Sebelum melakukan pendaftaran, I strongly recommend kawan-kawan untuk membaca User Manual LPDP di sini. Dan sangat diperbolehkan untuk membuat akun LPDP berbulan-bulan sebelum jadwal penerimaan dibuka, lalu isi dengan lengkap profil diri dan keluarga kita, agar nanti ketika diperlukan tinggal login dan fokus ke pendaftarannya saja.
Berdasarkan pengalaman, saya amat menyarankan kawan-kawan untuk mendaftar beasiswa LPDP jauh-jauh hari sebelum penutupan pendaftaran. Karena, isian yang perlu dilengkapi di laman pendaftaran amat banyak dan mendetail sekali. Kita diminta untuk menuliskan prestasi kita seumur hidup (termasuk juara mewarnai di SD), pengalaman organisasi kita seumur hidup (termasuk kepanitiaan kecil di desa), juga seminar/pelatihan yang pernah kita hadiri seumur hidup (termasuk pelatihan guru mengaji atau pengkaderan organisasi kampung). Intinya, LPDP meminta rekam jejak kita secara keseluruhan. Tujuannya agar reviewer memiliki gambaran yang lengkap dan tidak setengah-setengah dalam menilai kelayakan kita sebagai bakal calon penerima beasiswa LPDP.
Tampilan formulir pendaftaran LPDP: pengalaman organisasi, prestasi, dan bahasa. |
Jangan lupa pula mantapkan hati untuk memilih kampus dan program studi tujuan kita sebelum mendaftar, karena peraturan baru tahun 2018 melarang penerima beasiswa untuk mengajukan perpindahan prodi dan Universitas. Sebisa mungkin pilih bidang keilmuan yang linier dengan S1 kita, karena matrikulasi tidak termasuk biaya yang ditanggung LPDP. Bidang keilmuan yang linier juga akan membuat kita semakin expert dalam bidang yang kita tekuni, karena tujuan LPDP adalah mencetak pemimpin masa depan yang mumpuni dalam bidang profesionalnya masing-masing.
Setelah mengisi keseluruhan formulir dan mengunggah berkas yang dipersyaratkan, alhamdulillah saya klik tombol SUBMIT di pendaftaran LPDP sekitar pukul 12.30. Total waktu yang saya butuhkan untuk mengisi formulir sekitar 2 jam. Sambil melihat pendaftaran saya diproses, saya berdoa semoga pendaftaran ini jadi langkah pertama menuju kelulusan sebagai penerima beasiswa LPDP.
Mengejar LPDP Part VI: Pendaftaran
Reviewed by Kurnia Indasah
on
15:01
Rating:
Tidak ada komentar